1 .MUSIK RENAISANS
A)Pengertian Musik
Renaisans
Kata renaisans diturunkan dari kata
“re” (kembali) dan “naissance” (lahir). Artinya kelahiran kembali terhadap
budaya Yunani-Romawi Klasik, yang menjadi induk kebudayaan Eropa. Musik
Renaisans adalah musik klasik yang digubah pada Zaman Renaisans, sekitar tahun
1450 sampai dengan 1600.
Zaman
Renaissance bermula di negara Italia di akhir abad pertengahan dan menjalar ke
seluruh eropa. Beberapa komponis dari zaman ini adalah Giovanni Pierluigi da
Palestrina, Orlande de Lassus, dan William Byrd. Pada masa renaisans, musik
gereja semacam gregorian semakin ditinggalkan seiring dengan era Reformasi
Gereja yang berkembang di Eropa saat itu. Masyarakat Eropa mulai mengembangkan
permainan solo sebuah instrumen dan paduan suara besar. Selain itu, komposisi
untuk instrumen alat musik seperti organ dan piano juga berkembang, dari
sekedar untuk mengiringi lagu, menjadi permainan solo.
B. ciri-ciri musik
renaisans
1.Musik barat mulai menjadi “rasional”
sejak zaman renaisans.
2.Teknik komposisi digunakan secara rasional sehingga lahirlah teknik yang sekarang kita kenal sebagai “kontrapung.”
3.Musik renaisans disebut gaya “polifoni a cappella” atau polifioni vokal.
4.Ada logika dalam musiknya dan terungkap dalam bentuk komposisi.
2.Teknik komposisi digunakan secara rasional sehingga lahirlah teknik yang sekarang kita kenal sebagai “kontrapung.”
3.Musik renaisans disebut gaya “polifoni a cappella” atau polifioni vokal.
4.Ada logika dalam musiknya dan terungkap dalam bentuk komposisi.
Dari zaman renaisans ini pula lahir
teknik-teknik baru dalam musik, antara lain sebagai berikut:
1.Penemuan
ideal bunyi yang sifatnya “sensual” (misalnya, bunyi paralel terts dan sekts).
Ini bertahan sampai akhir zaman Romantik. Contoh ideal bunyi ini dapat kita
lihat dalam komposisi “Fauxbourdorn,” yang terakhir dipakai oleh komponis
Jerman, Richard Strauss (akhir abad ke-19).
2.Teknik “prinsip variasi,” sebagai teknik variasi melodi. Contoh, dalam komposisi “Missa,” karya Dufay. Teknik ini masih terus dipakai oleh para musisi hingga sekarang.
3.“Arsitektonik” nada melalui periodisasi, melalui kadens-kadens (subdominan, dominan) dengan menggunakan ulangan-ulangan bagian komposisi; dan melalui kontras antar kelompok- kelompok bunyi. 4.Penataan keseluruhan komposisi menurut ukuran-ukuran yang mudah ditangkap oleh manusia. 5.Bahasa afeksi (nilai-nilai rasa) musik sebagai jalan yang spontan dari komponis ke pentas dan ke penonton. Hal ini terus berlangsung hingga sekarang ini.
C. Contoh lagu
1.
“Kyrie” from “Missa Assumpta est Maria” – Giovanni Pierluigi da Palestrina
2. “Haec Dies” – William Byrd
2. “Haec Dies” – William Byrd
D. Fungsi
Fungsi
musik ini sangat jelas, yaitu untuk memuliakan Allah.Selain itu dampak baiknya
dalah memberikan pendidikan kepada warga jemaat dengan nyanyian, hal ini juga
mencerminkan jenis perkembangan teologis yang sedang berlangsung dalam gereja
tersebut. Melalui musik yang terjadi dalam sebuah liturgi (ibadah), umat mampu
berefleksi dalam kehidupannya. Fungsi musik gereja yang lain di dalam liturgi
adalah melayankan ibadah secara sederhana, tetapi pantas dan bermutu tinggi.
2.Musik Barok
A. Sejarah
Zaman
Barok menandai akhir dari zaman Renaissance (kelahiran kembali) dan masuk
kedalam zaman yang lebih bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai
tahun 1600 dan diakhiri dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach,
seorang komponis kenamaan zaman Barok (1685-1750).
Sebenarnya,
kata “Barok” itu berarti “mutiara yang tidak berbentuk wajar”, sangat pas
dengan seni dan perancangan bangunan pada era ini; kemudian kata ini juga
dipakai untuk jenis musik itu. Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio
Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George
Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi. Pada zaman tersebut, piano belum ada.
Partitur musik di zaman Barok ditandai dengan tidak adanya iringan atau
polifoni. Karya JS Bach untuk lazimnya mempunyai dua melodi atau lebih untuk
tangan kanan dan tangan kiri. Musik Barok biasanya hanya mencerminkan satu
jenis emosi saja. Dibanding dengan Musik Klasik dan Romantik, musik Barok
jarang mempunyai modulasi atau rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang
digunakan saat memainkan musik Barok.
B. Jenis-jenis musik barok
Musik
Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian
1. Musik Barok Awal (1580-1630)
2. Musik Barok Pertengahan (1630-1680)
3. Musik Barok Akhir (1680-1750)
C. Karakteristik Musik Barok
1.
Kesatuan
Ekspresi
Sebuah karya musik
barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya diawali
dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap sampai
akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam
karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan
musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda)
2.
Ritme
Dalam musik Barok,
ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang terus berlanjut
dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama lebih ditekankan dibanding dalam
musik renaissance.
3.
Melodi
Melodi Barok
cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan diulang
terus menerus dalam sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang
bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah berubah banyak
4.
Dinamika
Dalam Musik Barok
dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi walaupun
demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap membuat
perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik
5.
Textur/Pola
Terutama dalam masa
akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola
musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur
poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua
melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama
lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian
bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony
yang digemari.
6.
Word
Painting
Sebagaimana dengan
pendahulunya, musik renaissance, musik barok juga menggunakan tehnik yang sama
dalam pengekspresian musik, yaitu menggunakan word painting, notasi yang
disesuaikan dengan kata-kata, tetapi dalam masa Barok word painting tidak hanya
sekedar menggunakan notasi tetapi juga menggunakan emosi lagu, sehingga
lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada contohnya akan
menggunakan tangga nada dan musik yang sesuai.
7.
Basso
Continuo
Penggunaan Chord
(trinada) menjadi sangat penting dalam musik barok. Dalam masa barok seluruh
struktur musik ada pada bagian bass. Dalam permainan musik keyboard
(Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord biasanya akan mengiringi
alur melodi Bass. Tehnik permainan chord (trinada) dengan melodi bass biasa
disebut dengan istilah Basso Continuo. Dengan demikian tehnik permaianan Basso
Continuo ini menjadi pengiring utama dalam seluruh karya musik zaman barok.
D. Bentuk-Bentuk Musik
1.
Concerto
Grosso
Sebuah Orkes Musik
dalam Musik Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber Orchestra).
Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik: group besar
dan group kecil. Paduan musik semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso.
Concerto Grosso adalah sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis –
bermain/berdialog musik dengan group besar pemusik yang disebut Tutti
(Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti
biasanya adalah dialog antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian
oleh kedua belah pihak pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk
Ritornello.
2.
Fuga
Fuga adalah sebuah
komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang disebut
sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan diimitasikan oleh
melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain ini disebut dengan
Suara (Voices).
3.
Opera
Walaupun dimulai pada
zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman barok. Opera
dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah
opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan komponis,
dramawan opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist akan
membuat teks drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis.
4.
Trio
Sonata
Sonata adalah sebuah
gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing masing dengan karakter
dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai delapan instrumen alat
musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi
(treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe
dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello zaman barok) dengan
harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat alat musik.
5.
Suita
Sebuah komposisi
besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu
yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang
berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah untuk sebuah orkes
kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh sebuah suita dengan
lagu-lagu (dansa): Overture (lagu pembukaan),Gavotte, Minuet, Bourree, Gigue.
6.
Cantata
Cantata merupakan
sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan biasanya sebuah
kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata biasanya dinyanyikan
dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata dalam zaman barok
biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne jemaat. Sebuah
cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal , organ pipa
dan orkes kamar.
E. Komponis-Komponis Zaman Barok
1. Johann Sebastian Bach
2. George F. Handel
3. Henry Purcell
4. Antonio Vivaldi
5. Giovani Baptista Pergolesi
6. Jean P. Remeau
7. Johann G. Walther
8. Arcangelo Corelli
9. Claudio Monteverdi
3. Musik
klasik
Klasik dalam sejarah musik Barat
berlangsung selama sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19.
Walaupun istilah musik klasik biasanya digunakan untuk menyebut semua jenis
musik dalam tradisi ini, istilah tersebut juga digunakan untuk menyebut musik
dari zaman tertentu ini dalam tradisi tersebut. Zaman ini biasanya diberi batas
antara tahun 1750 dan 1820, namun dengan batasan tersebut terdapat tumpang
tindih dengan zaman sebelum dan sesudahnya.
manfaat dari mendengarkan musik klasik
diantaranya dapat meningkatkan daya ingat seperti mendengarkan lagu "
Canon In D Major " dan lainnya . Musik klasik juga bermanfaat untuk bayi
yang masih berada di dalam kandungan karena dapat memacu otak janin lebih
aktif. Ciri musik pada zaman klasik ini sendiri yaitu Hiasan/ornamennya di
perhemat penggunaannya.
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem
notasi musiknya, yang sudah digunakan
sejak sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk
memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik.
Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad
libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik popular.
Komponis besar muncul di Jerman,
Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan
berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya
masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik
menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai
terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis
menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik
Ekspresionistis