Selasa, 30 Oktober 2012

musik renaisans, barok daan klasik


1 .MUSIK RENAISANS
A)Pengertian Musik Renaisans
Kata renaisans diturunkan dari kata “re” (kembali) dan “naissance” (lahir). Artinya kelahiran kembali terhadap budaya Yunani-Romawi Klasik, yang menjadi induk kebudayaan Eropa. Musik Renaisans adalah musik klasik yang digubah pada Zaman Renaisans, sekitar tahun 1450 sampai dengan 1600.
Zaman Renaissance bermula di negara Italia di akhir abad pertengahan dan menjalar ke seluruh eropa. Beberapa komponis dari zaman ini adalah Giovanni Pierluigi da Palestrina, Orlande de Lassus, dan William Byrd. Pada masa renaisans, musik gereja semacam gregorian semakin ditinggalkan seiring dengan era Reformasi Gereja yang berkembang di Eropa saat itu. Masyarakat Eropa mulai mengembangkan permainan solo sebuah instrumen dan paduan suara besar. Selain itu, komposisi untuk instrumen alat musik seperti organ dan piano juga berkembang, dari sekedar untuk mengiringi lagu, menjadi permainan solo.
B. ciri-ciri musik renaisans
1.Musik barat mulai menjadi “rasional” sejak zaman renaisans.
2.Teknik komposisi digunakan secara rasional sehingga lahirlah teknik yang sekarang kita kenal sebagai “kontrapung.”
3.Musik renaisans disebut gaya “polifoni a cappella” atau polifioni vokal.
4.Ada logika dalam musiknya dan terungkap dalam bentuk komposisi.
Dari zaman renaisans ini pula lahir teknik-teknik baru dalam musik, antara lain sebagai berikut:
1.Penemuan ideal bunyi yang sifatnya “sensual” (misalnya, bunyi paralel terts dan sekts). Ini bertahan sampai akhir zaman Romantik. Contoh ideal bunyi ini dapat kita lihat dalam komposisi “Fauxbourdorn,” yang terakhir dipakai oleh komponis Jerman, Richard Strauss (akhir abad ke-19).

2.Teknik “prinsip variasi,” sebagai teknik variasi melodi. Contoh, dalam komposisi “Missa,” karya Dufay. Teknik ini masih terus dipakai oleh para musisi hingga sekarang.

3.“Arsitektonik” nada melalui periodisasi, melalui kadens-kadens (subdominan, dominan) dengan menggunakan ulangan-ulangan bagian komposisi; dan melalui kontras antar kelompok- kelompok bunyi. 4.Penataan keseluruhan komposisi menurut ukuran-ukuran yang mudah ditangkap oleh manusia. 5.Bahasa afeksi (nilai-nilai rasa) musik sebagai jalan yang spontan dari komponis ke pentas dan ke penonton. Hal ini terus berlangsung hingga sekarang ini.

C. Contoh lagu
1. “Kyrie” from “Missa Assumpta est Maria” – Giovanni Pierluigi da Palestrina
2. “Haec Dies” – William Byrd

  D. Fungsi
Fungsi musik ini sangat jelas, yaitu untuk memuliakan Allah.Selain itu dampak baiknya dalah memberikan pendidikan kepada warga jemaat dengan nyanyian, hal ini juga mencerminkan jenis perkembangan teologis yang sedang berlangsung dalam gereja tersebut. Melalui musik yang terjadi dalam sebuah liturgi (ibadah), umat mampu berefleksi dalam kehidupannya. Fungsi musik gereja yang lain di dalam liturgi adalah melayankan ibadah secara sederhana, tetapi pantas dan bermutu tinggi.

2.Musik Barok
A. Sejarah
Zaman Barok menandai akhir dari zaman Renaissance (kelahiran kembali) dan masuk kedalam zaman yang lebih bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai tahun 1600 dan diakhiri dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach, seorang komponis kenamaan zaman Barok (1685-1750). 
Sebenarnya, kata “Barok” itu berarti “mutiara yang tidak berbentuk wajar”, sangat pas dengan seni dan perancangan bangunan pada era ini; kemudian kata ini juga dipakai untuk jenis musik itu. Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi. Pada zaman tersebut, piano belum ada. Partitur musik di zaman Barok ditandai dengan tidak adanya iringan atau polifoni. Karya JS Bach untuk lazimnya mempunyai dua melodi atau lebih untuk tangan kanan dan tangan kiri. Musik Barok biasanya hanya mencerminkan satu jenis emosi saja. Dibanding dengan Musik Klasik dan Romantik, musik Barok jarang mempunyai modulasi atau rubato. Untuk komposisi piano, pedal jarang digunakan saat memainkan musik Barok.

B. Jenis-jenis musik barok
Musik Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian
  1. Musik Barok Awal (1580-1630)
       2. Musik Barok Pertengahan (1630-1680)
       3. Musik Barok Akhir (1680-1750)

C. Karakteristik Musik Barok
1.   Kesatuan Ekspresi
Sebuah karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda)

2.   Ritme
Dalam musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance.


3.   Melodi
Melodi Barok cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan diulang terus menerus dalam sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi tema lagu tidaklah berubah banyak

4.   Dinamika
Dalam Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik

5.   Textur/Pola
Terutama dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.

6.   Word Painting
Sebagaimana dengan pendahulunya, musik renaissance, musik barok juga menggunakan tehnik yang sama dalam pengekspresian musik, yaitu menggunakan word painting, notasi yang disesuaikan dengan kata-kata, tetapi dalam masa Barok word painting tidak hanya sekedar menggunakan notasi tetapi juga menggunakan emosi lagu, sehingga lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada contohnya akan menggunakan tangga nada dan musik yang sesuai.

7.   Basso Continuo
Penggunaan Chord (trinada) menjadi sangat penting dalam musik barok. Dalam masa barok seluruh struktur musik ada pada bagian bass. Dalam permainan musik keyboard (Clavichord/Harpsichord)  penggunaan chord biasanya  akan mengiringi alur melodi Bass. Tehnik permainan chord (trinada) dengan melodi bass biasa disebut dengan istilah Basso Continuo. Dengan demikian tehnik permaianan Basso Continuo ini menjadi pengiring utama dalam seluruh karya musik zaman barok.

D. Bentuk-Bentuk Musik
1.   Concerto Grosso
Sebuah Orkes Musik dalam Musik Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik: group besar dan group kecil. Paduan musik semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog musik dengan group besar pemusik  yang disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.

2.   Fuga
Fuga adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain ini disebut dengan Suara (Voices).

3.   Opera
Walaupun dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan komponis, dramawan opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist akan membuat teks drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis. 

4.   Trio Sonata
Sonata adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi (treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat alat musik.
5.   Suita
Sebuah komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang berbeda-beda.  Sebuah komposisi suita bisa digubah untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa): Overture (lagu pembukaan),Gavotte, Minuet, Bourree, Gigue.
6.   Cantata
Cantata merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan biasanya sebuah kantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata biasanya dinyanyikan dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne jemaat. Sebuah cantata biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal , organ pipa dan orkes kamar.

E. Komponis-Komponis Zaman Barok
                  1. Johann Sebastian Bach
                  2. George F. Handel
                  3. Henry Purcell
                  4. Antonio Vivaldi
                  5. Giovani Baptista Pergolesi
                  6. Jean P. Remeau
                  7. Johann G. Walther
                  8. Arcangelo Corelli
                  9. Claudio Monteverdi


     3. Musik klasik
Klasik dalam sejarah musik Barat berlangsung selama sebagian besar abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19. Walaupun istilah musik klasik biasanya digunakan untuk menyebut semua jenis musik dalam tradisi ini, istilah tersebut juga digunakan untuk menyebut musik dari zaman tertentu ini dalam tradisi tersebut. Zaman ini biasanya diberi batas antara tahun 1750 dan 1820, namun dengan batasan tersebut terdapat tumpang tindih dengan zaman sebelum dan sesudahnya.

manfaat dari mendengarkan musik klasik diantaranya dapat meningkatkan daya ingat seperti mendengarkan lagu " Canon In D Major " dan lainnya . Musik klasik juga bermanfaat untuk bayi yang masih berada di dalam kandungan karena dapat memacu otak janin lebih aktif. Ciri musik pada zaman klasik ini sendiri yaitu Hiasan/ornamennya di perhemat penggunaannya.

Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik popular.

Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke 19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20, Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik Ekspresionistis